KENDARI – Festival Domino 2021 Se Sultra yang digelar oleh gabungan Lembaga se Sultra resmi ditutup oleh ketua panitia La Songo selaku Ketua PPWI Sabtu (18/09/2022) bertempat COFFE STORY pelataran MTQ Kota Kendari.
Dalam ajang festival domino yang digelar oleh panitia yang tergabung dalam gabungan Organisasi dan Lembaga yang ada di Sulawesi Tenggara adapun Lembaga tersebut yaitu PPWI, Lumbung Informasi Rakyat (LIRA), Saranano Tolaki, Poros Muda,Lembaga Adat Tolaki, KKSS, RKM SULTRA, COFFE STORY.
Dimana kegiatan ini didukung oleh DPRD Provinsi Sultra, Polda Sultra, KOREM 143 Halu Oleo Kendari, Polres Kendari, Polsek Mandonga, dan dapat dukungan serta sponsor dari berbagai Perusahaan dan para tokoh masyarakat yang ada di Sultra di antaranya CV. Unaha Bakti persada, Ketua Dewan Pembina ASR Sultra Purn Mayjend TNI Andi Sumange Rukka, H.Anton.,S.H. ( Tokoh Masyarakat) dan lainnya yang tidak bisa disebut satu persatu,” hal ini di ungkapkan oleh ketua Panitia La Songo.
Masih La Songo bahwa kegiatan ini berlangsung selama tiga hari mulai 16 – 18 September 2021 dan perlu saya sampaikan bahwa kegiatan ini murni hasil ide-ide teman-teman yang lahir di COffE Story.”Jelasnya.
Ketua Panitia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta yang berasal dari beberapa Kabupaten di Sultra ini atas partisipasinya dalam memeriahkan acara festival pertandingan domino ini. Dan juga atas kerjasamanya yang terus menjaga hubungan silaturahmi dalam bingkai kebhinnekaan. Karena memang itulah tujuan kegiatan ini dan tak lain untuk memper erat hubungan tali silaturahmi antar sesama saudara,”ujarnya.i
“Mewakili seluruh panitia, saya meminta maaf kepada seluruh peserta mulai dari sesi pendaftaran sampai penutupan ini, bila ada kesalahan dan kehilafan kami dari panitia, mohon dimaafkan dan Ia juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh sponsor yang telah membantu terlaksananya festival pertandingan domino se-Sultra ini.”tutupnya.
H.Anton.,S.H selaku Tokoh Masyarakat yang sempat hadir dalam festival domino tersebut sangat Mengapresiasi begitupun sangat bangga kepada teman-teman panitia selaku penggagas Festival domino sehingga kegiatan ini bisa terselenggara dimulai dari awal sampai finish.
Kedua kepada ketua panitia beserta seluruh jajarannya dimana panitia yang telah sukses menyelenggarakan Festival Domino Se Sulawesi Tenggara baik dari awal sampai akhir kegiatan pada malam ini,”ucapnya.
“Dimana pada malam hari ini sangat beruntung kepada orang yang sudah sukses meraih juara, baik dari juara 1 sampai juara 8, tetapi bukan berarti yang tidak dapat juara tidak beruntung tetapi kali ini belum beruntung diharapkam dilain waktu bisa juga dapat juara.”kata H.Anton.SH.
Dengan harapan Memen seperti ini menjadi penopan kita kalau perlu menjadi Iven yang bisa kita selenggarakan secara berkesinambungan dan bukan hanya dalam kegiatan- kegiatan olah raga fisik yang bisa mempersatukan kita, tetapi Alhamdulillah pada malam hari ini olah raga otak juga bisa mempersatukan kita sebagai masyarakat Sulawesi tenggara, yang tidak lagi mayoritas
Tetapi kita semua sudah menjadi majemuk dan kita harus mengambil hikmahnya bahwa kegiatan festival atau Iven seperti ini membuat tidak ada lagi standar perbedaan satu sama yang lainnya, walaupun suku siapapun dari manapun dia yang sudah berada di Sulawesi tenggara maka kita semua ini adalah bersaudara dan tugas kita adalah bagaimana menjaga kamtibmas yang ada di Sulawesi tenggara terkhusus yang ada di ibu Kota Kendari sebagai Icon Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tenggara.
” Kalau kita ribut terus bagaimana orang mau melihat kita dari luar sekarang ini kita tidak bisa dipisahkan yang mana Tolaki, yang mana Buton, yang mana Muna dan yang mana Bugis serta yang mana Jawa Dan yang mana suku lainnya
Sekarang ini tidak bisa lagi kita dipisahkan karena secara jujur bahwa kita ini Suku Tolaki Kita ini terkhusus keluarga besar suku Tolaki yang ada di Sulawesi tenggara terlalu besar perkawinan silang dengan perbandingan mungkin keluarga kita lebih banyak yang di ambil dari pada yang mengambil, dengan perbandingan 10 banding 4, yaitu lebih banyak kita di ambil dari pada kita mengambila Yaitu lebih banyak keluarga perempuan kita dinikahi dari suku lain dari pada keluarga kita yang menikahi suku lain
Secara otomatis anak-anaknya generasi kita adalah merupakan keluarga kita bagian dari kita, maka kita semua ini adalah keluarga dan saudara yang tidak ada perbedaan serta tidak bisa dipashkan maka mari kita bersatu padu membangun Sulawesi tenggara ke arah yang lebih baik utamannya menjaga persatuan dan kesatuan menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat Kamtibmas.”tutup H.Anton.
EDITOR (SULTAN BAKRI M)
Reporter (STN)



