TERKINI INDONESIA.COM
Surabaya – Wali Kota Surabaya Eri marah lantaran pelayanan kepada pasien lama dan berkas-berkas amburadul. Di hadapan jajaran RSUD dr Soewandhie, Eri mengamuk. Dengan tatapan mata melotot dan nada agak tinggi, ia menanyakan alasan mengapa pasien yang dilayani tidak sesuai dengan urutan
Awalnya Eri lakukan sidak sekitar pukul 12.30 WIB ia menyapa beberapa pasien di lobi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soewandhie. Kemudian ada pasien yang wadul ke Eri karena ia sudah tiba sejak pukul 07.30 WIB, namun hingga siang belum juga dilayani oleh pihak RSUD.
Pada saat sidak ia melihat langsung kurang maksimalnya sistem pelayanan, diketahui bermula dari salah satu pasien yang ditemui Walikota Surabaya Eri Cahyadi di pintu masuk rumah sakit. Dia mengadu antre sejak pagi, namun baru dilayani di Klinik Ortopedi siang hari. Keluhan itu tidak hanya satu orang, namun belasan pasien lainnya mengalami hal serupa di depan Klinik Ortopedi lantai dua.
Eri terpancing emosi saat melihat sebagian lainnya, yakni pasien yang terbaring di atas tempat tidur dan ikut mengantre.
Eri kemudian mengevaluasi kurang maksimalnya sistem penyimpanan berkas di rekam medis RS M. Soewandhie, Tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas di Klinik Ortopedi pun tidak bisa berbuat apa-apa saat ditegur Eri. Dia menyalahkan berkas rekam medis yang terlambat sehingga turut menghambat antrean di kliniknya.
“Di sini nunggu penyerahan berkas rekam medis dari bawah lantai satu Pak,” jelas nakes ke Eri.
Melihat kekacauan itu, Eri memanggil dr. Billy Mesakkh Direktur Utama rumah sakit dan mengecek langsung ruangan penyimpanan data rekam medis. tidak maksimalnya sistem manual yang dijalankan belasan nakes di ruangan itu turut dievaluasi Eri. Tumpukan berkas dinilai tidak urut, sehingga menambah panjang lama daftar antrean pasien.
“Hampir 80 persen (antrean pasien) tidak sesuai panggilan,” kata Eri ke sejumlah dokter yang dikumpulkan di ruang rapat.
Selain itu Eri juga mengevaluasi ketersediaan dokter di setiap Poli. Eri minta, maksimal sepekan, seluruh sistem harus dibenahi. ( ** )
Editor ( Sultan Bakri M )



